Friday, December 19, 2014

[Review] Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (Movie)

source: click here
Title: Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.
Cast: Herjunot Ali, Raline Shah, Paula Verhoeven, Fedi Nuril, Hamish Daud, Arifin Putra.
Director: Rizal Mantovani
Producer: Sunil Soraya

"Sudahkah kau benar-benar jatuh, wahau kau yang sedang jatuh cinta."
-Diva

Salah satu masterpiece Dewi 'Dee' Lestari, Supernova akhirnya dibuat film. Seri pertamanya, yakni Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.

Awal film dibuka oleh dua orang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika Serikat, Dimas (Hamish Daud) dan Reuben (Arifin Putera). Mereka pun bertemu, berkenalan, hingga akhirnya "berteman". Mereka pun membuat suatu janji, bahwa 10 tahun mendatang, akan membuat suatu karya, suatu tulisan yang menghubungkan sains dan roman yang dapat menggerakan hati banyak orang.

Berkisah tentang Ferre (Herjunot Ali), seorang pengusaha muda, tampan, dan sukses. Ia pun tak sengaja melakukan wawancara dengan seorang reporter majalah cantik bernama Rana (Raline Shah). Pertemuan keduanya ternyata menimbulkan cinta. Padahal Rana ini sudah memiliki suami bernama Arwin (Fedi Nuril). Hubungan cinta terlarang Ferre dan Rana yang terasa benar, dan pernikahan Rana dengan Arwin yang baik-baik saja, namun terasa salah, membuat Rana bingung untuk mencari arti kebahagiaan itu sendiri.

Lalu bagaikan sebuah bintang jatuh, munculah Diva (Paula Verhoeven), seorang pelacur yang tidak seperti pelacur biasanya. Ia cerdas dan sering memberikan pelajaran kepada "klien-klien" nya itu. Salah satu dialognya yang cukup menohok adalah, "Kalau kamu cinta sama istri kamu, ngapain kamu di sini dengan saya?" 

Cerita-cerita mereka ini terhubung oleh suatu cyber avatar bernama Supernova. Sebuah karakter yang dibuat oleh Dimas dan Reuben. Dan ternyata, mereka pun menjadi bagian dari cerita yang mereka buat sendiri.

Bingung? Wajar. Itulah kehebatan Dee dalam menulis sebuah cerita.

Ekspetasi saya terhadap film ini memang jauh dari yang dibayangkan. Sebelum menonton filmnya, saya memang sudah membaca bukunya terlebih dahulu. Dan, menurut saya, memang ada beberapa buku yang sebenarnya kurang cocok untuk dijadikan film. Seperti Supernova KPBJ ini. Bukan karena ceritanya tidak menarik, bukan karena cast-nya tidak bagus, bukan karena sutradaranya tidak jago. Bukan. Lebih karena tidak tepat saja. Jadi, kalau ditanya film ini bagus atau enggak, jelek atau enggak, saya menjawab lebih karena tidak tepat saja. 

Check it out for the trailer...

 

No comments:

Post a Comment