Tuesday, December 30, 2014

100 Days

My beloved aki
Sudah 100 hari aki 'pulang' ke Sang Pemilik. Nggak kerasa ternyata waktu memang cepat berlalu. Jujur saja, baru kali ini aku merasa benar-benar ditinggalkan oleh seseorang. Aku dengan aki memang cukup dekat. Terutama ketika aku sempat tinggal dengan rumah Ua di Depok, di mana aki juga tinggal di sana.

Aki orangnya senaaaang banget bercerita, sedangkan aku orangnya senang mendengarkan. Jadi seringlah aku mendengar cerita-cerita aki, walaupun terkadang aki bercerita hal-hal yang sudah pernah diceritakan.

Aki juga selalu me-reminder hari ulang tahun hampir seluruh keluarganya.  Semua anak-anaknya, menantu-menantunya, cucu-cucunya. Aki biasanya selalu nelepon kalo ulang tahun.

Masih ingat banget pesan-pesan aki waktu aku akhirnya memutuskan untuk ngekost. Aki paling sering ngingetin untuk jangan lupa sholat lima waktu dan ngaji. Terus, sering ngingetin untuk sering baca surat Yusuf juga, kata aki, biar disenangi oleh orang.

Waktu main ke Depok, sering keinget kebiasaan-kebiasaan aki di rumah. Tiap pulang sholat shubuh dari masjid, aki pasti suka duduk di sofa hijau sambil main pool 8 di tab. Terus suka bawa gorengan juga.

Kalau keluarga di Depok pergi, kadang aku suka nemenin aki di rumah. Karena aki, punya penyakit hernia yang kadang-kadang suka kambuh, jadi aki agak susah untuk diajak pergi-pergi.

Penyakit hernia ini juga yang salah satunya membuat keadaan aki menjadi kurang membaik. Awalnya, aki nggak mau untuk dilakukan operasi. Karena aki merasa, ya aki sudah tua, untuk apa lagi. Tapi karena lama kelamaan sering kambuh, akhirnya aki mau dioperasi juga. Setelah dilakukan operasi keadaan aki sempat memburuk, aki tidak bisa merespon. Setelah itu, aki mulai membaik. Aki pun sempat pulang ke rumah. Namun, tidak berlangsung lama. Keadaan aki memburuk lagi. Aki pun dilarikan kembali ke rumah sakit. Dan pada tanggal 21 September 2014, aki dinyatakan meninggal.

Ada rasa sesal. Sesal karena aku baru menyempatkan diri menengok aki setelah aki dioperasi. Ketika aki sudah sulit untuk berbicara. Tidak sempat untuk mengobrol dulu sebelum aki operasi. Kemudian, pas aki masuk rumah sakit yang kedua kalinya, aku juga nggak menyempatkan diri untuk menengok. Datang ke Depok kemudian ternyata aki sudah tiada. Ketika dikabari, aku waktu itu sedang kerja di hari weekend, kemudian diberitahu oleh sepupuku kalau aki udah nggak ada. Otomatis aku langsung nangis. Aku langsung izin ke partner kerjaku yang satu shift bareng waktu itu untuk pulang duluan. Selama perjalanan sampai Depok, aku nggak berhenti-berhenti nangis. Entahlah orang bakal ngeliat gimana.

Dan nggak ada yang paling menyakitkan ketika pemakaman berlangsung. The most painful feeling that I ever felt. Especially, waktu ngeliat bapak turun buat nurunin aki ke liang lahat terus nge-adzanin. Tambah sakit juga waktu ngeliat bapak nangis. That for the first time ngelihat bapak nangis sampai segitunya.

Satu penyesalanku adalah... aku nggak sempat mengobrol sama aki sebelum beliau dioperasi.  Nyesel banget kenapa nggak menyempatkan diri untuk menengok beliau. Sekarang aku cuma bisa mendoakan aki dari sini. Semoga beliau ditempatkan di sisi paling mulia oleh Allah. Amin.

Aku sayang aki. Sangat.

Friday, December 19, 2014

[Review] Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (Movie)

source: click here
Title: Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.
Cast: Herjunot Ali, Raline Shah, Paula Verhoeven, Fedi Nuril, Hamish Daud, Arifin Putra.
Director: Rizal Mantovani
Producer: Sunil Soraya

"Sudahkah kau benar-benar jatuh, wahau kau yang sedang jatuh cinta."
-Diva

Salah satu masterpiece Dewi 'Dee' Lestari, Supernova akhirnya dibuat film. Seri pertamanya, yakni Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.

Awal film dibuka oleh dua orang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika Serikat, Dimas (Hamish Daud) dan Reuben (Arifin Putera). Mereka pun bertemu, berkenalan, hingga akhirnya "berteman". Mereka pun membuat suatu janji, bahwa 10 tahun mendatang, akan membuat suatu karya, suatu tulisan yang menghubungkan sains dan roman yang dapat menggerakan hati banyak orang.

Berkisah tentang Ferre (Herjunot Ali), seorang pengusaha muda, tampan, dan sukses. Ia pun tak sengaja melakukan wawancara dengan seorang reporter majalah cantik bernama Rana (Raline Shah). Pertemuan keduanya ternyata menimbulkan cinta. Padahal Rana ini sudah memiliki suami bernama Arwin (Fedi Nuril). Hubungan cinta terlarang Ferre dan Rana yang terasa benar, dan pernikahan Rana dengan Arwin yang baik-baik saja, namun terasa salah, membuat Rana bingung untuk mencari arti kebahagiaan itu sendiri.

Lalu bagaikan sebuah bintang jatuh, munculah Diva (Paula Verhoeven), seorang pelacur yang tidak seperti pelacur biasanya. Ia cerdas dan sering memberikan pelajaran kepada "klien-klien" nya itu. Salah satu dialognya yang cukup menohok adalah, "Kalau kamu cinta sama istri kamu, ngapain kamu di sini dengan saya?" 

Cerita-cerita mereka ini terhubung oleh suatu cyber avatar bernama Supernova. Sebuah karakter yang dibuat oleh Dimas dan Reuben. Dan ternyata, mereka pun menjadi bagian dari cerita yang mereka buat sendiri.

Bingung? Wajar. Itulah kehebatan Dee dalam menulis sebuah cerita.

Ekspetasi saya terhadap film ini memang jauh dari yang dibayangkan. Sebelum menonton filmnya, saya memang sudah membaca bukunya terlebih dahulu. Dan, menurut saya, memang ada beberapa buku yang sebenarnya kurang cocok untuk dijadikan film. Seperti Supernova KPBJ ini. Bukan karena ceritanya tidak menarik, bukan karena cast-nya tidak bagus, bukan karena sutradaranya tidak jago. Bukan. Lebih karena tidak tepat saja. Jadi, kalau ditanya film ini bagus atau enggak, jelek atau enggak, saya menjawab lebih karena tidak tepat saja. 

Check it out for the trailer...

 

Tuesday, December 9, 2014

[Review Movie] The Maze Runner (2014)

source : click here

Title: The Maze Runner
Director: Wes Ball
Cast: Dylan O'Brien, Aml Ameen, Ki Hong Lee, Blake Cooper, Thomas Brodie-Sangster, Will Poulter

"This is my shit. Bow down bitches."
-Newt

Agak telat sih emang untuk me-review ini. Sudah kurang lebih tiga bulan film ini rilis. Cuma karena saya baru nonton juga, so akhrinya baru posting untuk review-nya juga.

The Maze Runner. Mungkin untuk sekarang, film ini termasuk yang cukup mainstream. Nggak jauh-jauh dari kisah mengenai survival. Setelah booming-nya Trilogy The Hunger Games, kini ada The Maze Runner, yang merupakan trilogi juga serta diadaptasi dari novel karya James Dashner dengan judul sama.

The Maze Runner bercerita tentang seorang lelaki bernama Thomas (Dylan O'Brien) yang tiba-tiba terbangun di sebuah tempat yang disebut The Glade. And you know what, Glade tersebut ternyata berada di tengah-tengah sebuah maze. Para Glader -sebutan untuk sekelompok yang terperangkap di The Glade- yang sudah terperangkap selama dua tahun, masih berusaha untuk mencoba keluar dari tempat tersebut. Namun, keluar dari maze bukanlah hal yang mudah. Walaupun ada seorang Runner bernama Min Ho (Ki Hong Lee), yang sudah mengingat dengan baik bentuk maze, namun setiap malamnya maze tersebut mengalami perubahan bentuk, dan di sana pun terdapat monster buatan yang disebut The Grievers.

Para Glader yang biasanya laki-laki semua, tiba-tiba kedatangan seorang perempuan bernama Teresa (Kaya Scodelario) yang membawa sebuah pesan aneh. Keadaan pun menjadi berubah. Mereka pun langsung memiliki harapan dan keberanian untuk keluar dari maze tersebut.

Salah satu karakter yang saya suka di film ini adalah Newt (Thomas Brodie-Sangster). Sebenarnya suka karena he's good looking and so my type. Aksen British-nya that makes me can't resist. Newt menggantikan posisi sebagai pemimpin setelah Alby (Aml Ameen), pemimpin sebelumnya tewas. Ah, spoiler banget ya :)

Newt. source: click here
Bagaimana aksi para Glader untuk keluar dari maze tersebut? Nonton aja :)

referensi: http://www.imdb.com/title/tt1790864/