Berlari cepat meninggalkan jejak-jejak, indah maupun sebaliknya
Kenangan yang kadang terulang, disengaja ataupun hanya terbersit saja
Hanya tinggal itu yang tersisa, tanpa kembali ada dialog atau bahkan tatap mata
Lalu tiba-tiba semesta mungkin ingin bermain-main sebentar
Kami dipertemukan kembali dengan ketidaksengajaan
Bukan kebetulan, karena aku tetap tidak mempercayainya
Takdir? Mungkin, tapi aku tidak terlalu mengindahkannya
Pertemuan ini bertepuk sebelah tangan sebenarnya
Atau bahkan sama sekali tidak pantas disebut dengan pertemuan
Hanya di satu sisi yang melihat, dan di sisi lain bahkan tak tahu menahu
Seperti bertepuk sebelah tangan, yang sebenarnya bukan sebuah tepuk tangan
Ada dua hal yang tidak boleh dipermainkan, waktu dan perasaan
Tapi bagaimana jika kita sedang dipermainkan keduanya
Waktu yang mempermainkanku, hingga mata ini harus bersandar lagi padanya
Perasaan yang mempermainkanku, hingga logika ini terkadang tak bisa bekerja dengan semestinya
Terkadang ada penasaran yang menggebu
Bagaimana jikaku memberanikan diri untuk menghadapinya?
Bagaimana jikaku tak berbalik untuk menghindar?
Bagaimana jikaku dan ia benar-benar bertukar pandang?
Ah, sudahlah
Rasa penasaran itu harus terhapus dengan kewarasan diri
Berpikir logis bahwa jika menghadapinya hanya akan membuat otak bekerja semakin lemah
Karena ini, bukan tentang rindu kembali
No comments:
Post a Comment