Sunday, December 23, 2012

[Review] Habibie & Ainun

Judul : Habibie & Ainun
Pemain : Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari
Sutradara : Faozan Rizal
Produser : Dharmoo Punjabi, Manoj Punjabi
Produksi : MD Pictures

20-12-2012. Satu lagi rilisnya film karya anak bangsa Indonesia yang diadaptasi dari sebuah buku fenomenal karya Presiden Indonesia ketiga, B.J. Habibie, yang berdasarkan kisah nyata. Sebuah perjalanan Sang Profesor dengan belahan hatinya, Ibu Ainun.

Awal film dimulai dengan kisah masa muda Habibie dan Ainun semasa SMP. Mereka berdua sudah terkenal sebagai siswa yang jenius. Bahkan sang guru pun sampai menyebut keduanya adalah jodoh. Namun bagi Habibie, Ainun hanyalah seseorang yang seperti gula jawa; hitam dan gendut.

Namun persepsi gula jawa Habibie kepada Ainun berubah ketika mereka bertemu kembali setelah dewasa. Gula jawa itu berubah menjadi gula pasir; putih, manis, dan cantik.Ainun sudah berubah menjadi seorang dokter yang cantik dan menarik semua lelaki, termasuk Habibie. Ketika dua pasang mata itu bertemu kembali, ada perasaan baru yang muncul di sana; cinta. Perasaan yang tak bisa dielak, hingga akhirnya Habibie dan Ainun pun akhirnya menikah dan pergi untuk menetap di Aachen, Jerman.

Hidup mereka di Jerman masih serba pas-pasan. Tinggal di sebuah flat yang sangat sederhana. Tapi kehidupan pas-pasan mereka tak mengurangi rasa cinta yang tumbuh. Hingga mereka pun akhirnya dikaruniai dua anak laki-laki dan hidup mereka pun berubah menjadi lebih sejahtera.

Alur terus maju, hingga masuk peristiwa-peristiwa seperti saat Habibie mulai membangun pesawat terbang N250 yang diberi nama Gatotokoco, menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi, menjadi wakil presiden, dan akhirnya menjadi presiden. Menggantikan rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Mengubah orde baru menjadi reformasi. Namun, menjabat sebagai presiden memang bukan hal mudah. Habibie menjadi orang yang super sibuk dari biasanya. Bahkan ia seperti tak berkawan dengan kata istirahat. Satu dialog yang saya suka dari Ibu Ainun ketika menasihati suaminya, "Gimana kamu mau memimpin 200 juta orang kalau kamu nggak bisa mimpin tubuh kamu sendiri."
Namun akhirnya Habibie pun mundur dari jabatannya. Setelah mundur ia bisa menemukan keadaan yang lebih tenang. Menikmati kembali momen-momen berdua yang romantis bersama Ainun di Jerman.

Namun, momen bahagia itu tak berlangsung lama, Ainun yang divonis terkena kanker ovarium, terpaksa harus dioperasi dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jerman. Namun, di saat sakitnya Ainun, beliau masih memikirkan Habibie untuk selalu meminum obatnya secara rutin karena beliau menderita TBC. Hingga akhirnya, Ainun pun meninggal di Jerman, dan jasadnya dimakamkan di Indonesia.

Berbagai perasaan campur aduk saat menonton film ini. Tawa, air mata, serta rasa marah saya rasakan.  Entahlah, banyak hal-hal busuk mengenai politik Indonesia yang ditampilkan di film ini.

Pertama ketika Habibie sedang proses membangun Gatotkoco. Ada orang nyinyir di situ. Dia bercerita dengan temannya di kamar mandi yang bermaksud dengan mengejek Gatotkoco. Kira-kira seperti ini:

"Ketika terjadi perang Kuwait dan Iraq, kemudian lewatlah pesawat Hercules Amerika. Lalu pesawat ditembaki, namun masih bisa lewat. Jelaslah, pesawat Amerika. Namun ketika pesawat Indonesia yang lewat, tapi tidak ditembaki. Kenapa? Nanti juga jatuh sendiri. "

Orang Indonesia nyinyir seperti itu sumpah, nggak lucu banget. Emang ini cuma film. Tapi plis deh, kalo emang beneran ada orang yang gitu, pergi aja deh dari Indonesia. Indonesia juga nggak butuh orang-orang yang suka nyinyir dengan orang yang mau berpikiran maju, yang ingin mengembangkan Indonesia menjadi lebih baik.

Satu lagi, saat pengembangan itu, ada sosok yang sungguh menyebalkan yang diperani oleh Hanung Bramantyo. Dia menyogok Habibie untuk mendapatkan proyek. Berawal dengan memberikan parcel yang ternyata di dalamnya terdapat sepasang jam tangan mahal. Habibie pun mengembalikannya. Lalu pria itu memberikan uang yang nominalnya entah berapa juta, dan upaya terakhirnya adalah dengan mengirim perempuan seksi untuk memberikan dokumen sekaligus menggodanya. Sungguh menjijikan caranya. Dan Habibie menolak semuanya.

Lalu ketika IPTN ditutup. Beneran deh, adegan ini nyesek banget. Rasanya seperti mimpi indah kita yang sedang dbangun dengan optimisme dan passion, diruntuhkan begitu saja. Sakit. Habibie di sini menangis.   Heran saya, orang hebat seperti Habibie bisa kurang dihargai di negeri sendiri, namun justru lebih dihargai di Jerman. Padahal beliau sangat percaya pada bangsa ini untuk bisa mandiri dan maju.

Dan yang paling sedih tentu saja ketika masa-masa sakitnya Ainun hingga akhirnya meninggal. Terasa banget sedihnya.

edited by Fitri

Untuk pemeran Habibie, yaitu Reza Rahadian, memang pas. Walaupun memang secara postur tubuh sangat tidak mirip. Pak Habibie yang bertubuh tak terlalu tinggi, sebaliknya dengan Reza. Tapi raut wajah, cara berjalan, cara berbicara Pak Habibie, bisa Reza perankan dengan sangat baik. Ah~ Reza Rahadian emang nggak ada matinya deh. Ganteeeennnggg...

B.J. Habibie & Reza 'Ganteng' Rahadian

Sedangkan pemeran Ibu Ainun adalah Bunga Citra Lestari alias BCL. Di sini juga ia bisa perankan dengan cukup baik. Walaupun BCL terlalu modis di era itu menurut saya. Tapi cantiknya emang nggak mati deh. By the way, ada sedikit keganjalan menurut saya, yaitu saat peluncuran pesawat Gatotkoco. Di situ, BCL memakai sunglasses. Entahlah, sunglasses yang dipakainya itu terlalu modern untuk tahun '90an. Tapi overall, akting BCL di sini juga cukup bagus. Selain itu, dia juga mengisi soundtrack di film ini dengan suranya yang merdu.

Ada lagi yang kurang sreg buat saya di film ini. Promosi dari sponsornya itu loh terang-terangan banget. Mirip sama film Di Bawah Lindungan Ka'bah. Kalau film ini promosi banget Gery Chocolatos sama kosmetik Wardah. Nggak salah sih sebenernya, tapi ngeliatnya jadi maksa banget. Jadi mengurangi keindahan di film ini.

Well, overall film ini cukup layak ditonton. Cukup bisa menguras air mata. Walaupun ada hal-hal yang bikin kecewa juga, dan saat selesai nonton pun nggak begitu terkesan yang gimanaaaa gitu. 

Saya kasih nilai 7,5/10 deh :D

Gimana teman-teman yang udah pada nonton? Boleh tulis pendapatnya di box comment :)



22 comments:

  1. blm nonton, klo mo nonton ajak2 donk :P

    ReplyDelete
  2. hai, saya baru mau ngereview soal film ini juga,
    jadi iseng googling apakah ada penonton yang juga protest soal iklan di film ini.. hohoho..
    yup, jgan lupa iklan freshcare saat ibu ainun mau pidato trus terpaksa dipapah krna sakit..
    hahaha.. yang paling ga disuka tetep iklan gerry chocolatos..
    maksa sekaleee... :p
    salam kenal.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iya, benerrr, iklan freshcare itu loh.. emang pas jaman itu udh ada freshcare ya? hehehe
      iya, yg chocolatos maksa banget, hadeeehh.. :p

      Delete
  3. pengen nonton tapi gak ada dananya :(
    ada novelnya gak kak film ini, kalau ada boleh pinjem ya :D

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. sebut aja chocolatos, udah saya sebut kok di postingan :D

      Delete
  5. banyak orang indonesia yg sukses dengan memakmurkan negara lain.
    itu sudah jelas, dengan meninggalkan negara ini untuk di miliki orang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena di negeri sendirinya saja tidak dihargai, maka gak salah kalau beliau lebih memilih tinggal di negeri lain yg jauh lebih menghargainya. padahal keinginan beliau utk memajukan Indonesia sangatlah besar

      Delete
  6. ada iklan dalam film tetapi bukan jeda film melaikan iklannya ikut main film hehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. huehehe, iya bener. iklannya gak mau kalah sm artis2nya. mau ikut maen film juga :p

      Delete
  7. gak bs komen nih coz aku blm nonton...

    ReplyDelete
  8. keren filmnya bisa mengolah perasaan juga..
    sempet mau mewek, tapi malu sama penonton disebelah..hehe

    ReplyDelete
  9. Wah ternyata kisah hidup Pak Habibie dan Bu Ainun sangat sukses membuat orang terharu biru ya? :')
    Saya sangat kagum dengan sosok Habibie. Beliau sangat peduli dengan Indonesia. Namun kenapa di sini malah dibuang begitu aja. Beda banget sama di Germany yang sangat menghargai dan menghormati Habibie. Tanya kenapa? -,-
    Setuju sama penulis. Rezanya ganteng dan sangat cocok dalam memerankan Habibie hehehe
    Btw salam kenal ya. Follow me back if you don't mind ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sedih banget ada orang yang begitu hebat tapi kurang dihargai di sini :(
      Hahaha, Reza Rahadian emang berbakat banget. Postur tubuhnya yg emang jauh berbeda dng Pak Habibie gak mengurangi kehebatn akting dia sehingga terlihat cocok-cocok aja memerani tokoh beliau.
      Salam kenal juga :)
      Done, followed you

      Delete
  10. Yap, sempilan-sempilan promosi produknya itu maksain banget. Tapi gak apa lah, akting Reza Rahardian mantep banget soalnya. Dan setuju, BCL cantik banget di situ. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa... nilai film ini berkurang gara2 ada produk yg nyempil2 pengen 'akting' juga :))

      Delete