Monday, July 16, 2012

[Review] Pillow Talk



Pernah jatuh cinta dengan sahabat sendiri? Pernah masuk ke dalam zona yang disebut friendzone?
Oke, jangan tanya saya dengan pertanyaan yang saya ajukan, karena saya nggak mau jawab.
:p

Pillow Talk...
Sebenarnya udah lama saya liat buku ini di Gramedia, saya baca sinopsisnya, oke, this is really me, jadi pengen banget beliiiii... *tersirat juga akhirnya kalau saya pernah jatuh cinta sama sahabat sendiri*. Tapi waktu itu saya nggak langsung beli, karena lagi nggak ada duit :( Jadi waktu itu cuma baca sinopsisnya doang. Miris. Okay, back to the topic. Dan akhirnya saya pun bisa baca buku ini berkat meminjam dari sepupu saya, hohoho.

Yap, jatuh cinta dengan sahabat sendiri adalah yang menjadi inti cerita dari novel Pillow Talk karya Christian Simamora. Cerita cliche sebenarnya, tapi bisa diceritain dengan enak. Dengan gaya bahasa yang anak muda dan nggak terlalu baku, sehingga menjadi lebih mudah dipahami. Walaupun sebenarnya saya lebih suka dengan novel-novel yang memiliki bahasa baku. But, this novel is still good.
Pillow Talk menceritakan sepasang sahabat bernama Jo dan Emi. Keduanya adalah sahabat dari kecil. Yag sebenanrnya mereka saling mencintai, namun bertahan untuk tidak mengubah persahabatan mereka menjadi sepasang kekasih. Sebenarnya pertahanan untuk tidak mengubah hal itu lebih dari sisi Emi. Karena Emi yang pernah trauma dengan kisah "Sahabat jadi Cinta". Jo yang memendam rasa cinta kepada Emi pun harus menahan diri untuk tidak mengungkapkan cinta karena Emi pun sempat berkata kepada Jo untuk tidak berpacaran dengan sahabat lagi.
Well, menurut saya sih trauma Emi di sini agak-agak berlebihan. Kenapa? Karena kisah "Sahabat Jadi Cinta" nya Emi itu dulu masih dibilang cinta monyet. Taulah cinta-cintaan anak SMA.


Emi dan Jo pun memiliki pasangan sendiri-sendiri. Namun, kisah cinta Jo selalu berakhir putus. Penyebabnya adalah Emi. Bukan dari sisi Emi yang menghancurkan kisah cinta mereka. Namun perasaan cemburu dari pacar-pacar Jo karena hati Jo yang memang sudah berhenti di Emi. Emi pun sudah memiliki pasangan dan mereka sudah serius untuk menuju pernikahan.

Untuk dari segi karakter, saya suka karakter Jo, physically he's absolutely perfect, selain itu dia juga smart dan mandiri. Pokoknya emang idaman deh. Dan untuk Emi, actually Emi itu menurut saya gadis yang menarik, cuma satu kekurangannya, pergaulannya terlalu bebas. Super duper bebas malahan. Emi yang suka one-night-stand. Euuww, it's too much for me. Padahal karakter Emi tuh udah oke banget menurut saya, cantik, menarik, supel, dan independent.


Ending-nya, well udah ketebak sih. Mau tau? Baca aja sendiri :)
Novel ini dikategorikan novel dewasa, so untuk abege-abege yang masih labil ataupun sudah, mending jangan deh... Hehehe :)



2 comments:

  1. pinjem novelnya fitri... mau tau endingnya T.T

    ReplyDelete
  2. punya sepupu aku jeng. endingnya? yah ketebak lah.. happy ending, as always :)

    ReplyDelete